Rabu, 16 Juli 2014

Wedding Organizer in Bali



Bali is famous as the island has a wide variety of traditional procession, like a wedding ceremony. Marriage is an important and beautiful moment for any couple who love each other. Marriage also will become the fondest memories of all time, is not uncommon for people to make the wedding as beautiful as possible, in order to be more memorable.

Custom and culture in Bali is very closely related to religion and religious life of the community. Western culture has a very long historical roots that reflect the expressive configurations with dominant religious values ​​of Hinduism. Kongifurasi includes religion, life patterns wedding in bali , settlement patterns, social institutions, and the arts to the people of Bali.

Many couples from Bali or outside Bali has been formally establish his wedding and chose Bali as a romantic spot for their wedding. There are many unique places in Bali for your wedding, such as a very beautiful beach with white sand, the Catholic church, chapel, Ubud emerald green, picturesque villages, hotels, villas.

In Bali there are many wedding organizers who are very experienced in arranging your wedding from the wedding preparations to the event each couple. You just choose where you hold the wedding ceremony and choose a theme to your liking, because of the wedding organizer in Bali will be happy to assist you.


Senin, 14 Juli 2014

Tema Pernikahan



Pernikahan merupakan salah satu moment penting dalam hidup ini. Karena pernikahan menjadi awal mula untuk menjalani kehidupan bersama pasangan hidup dalam tingkatan hidup yang lebih tinggi, yaitu berumah tangga. Mengingat pentingnya moment tersebut, dan mengingat moment tersebut hanya terjadi sekali seumur hidup, dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Persiapan tak hanya dari segi mental, melainkan juga persiapan dekorasi pernikahan hingga keseluruhan acara pernikahan.

Sering kali pasangan pengantin merasa bingung dalam menentukan konsep dan tema pernikahan yang akan digunakan.  Salah satu tema pernikahan yang kini populer adalah tema vintage. Vintage merupakan gaya yang identik dengan konsep klasik. menurut Kamus Oxford, kata vintage itu bisa berarti old and of very high quality. Bila ditarik garis pengertian secara global, vintage bisa dimaknai sebagai barang-barang yang diproduksi di masa kini, tapi memiliki model klasik dan antik. Dengan mengambil tema vintage untuk pernikahan, dekorasi yang dapat dibuat adalah dengan menambahkan koleksi film atau buku-buku lawas, hingga koleksi kendaraan lawas seperti mobil antik ataupun vespa di lkasi pernikahan yang sudah ditentukan. Namun umumnya, pada dekorasi vintage tersedia corner yang memberikan kesan romantis berupa bunga-bunga berwarna lembut, sangkar burung, pigura tua, mesin ketik, kotak penyimpanan, koper antik, blackboard, cangkir dan vas bunga antik. Warnanya pun biasanya identik dengan warna-warna yang lembut seperti putih atau pastel.  Selain hal-hal tersebut, untuk mempercantik dekorasi pernikahan yang bertema vintage ini, bisa ditambahkan sentuhan paper carft dan hiasan handmade atau yang biasa kenal dengan sebutan DIY (Do It Yourself).


Selain dekorasi tempat pernikahan, hal yang juga tak kalah penting adalah pakaian pengantin yang akan digunakan di pernikahan. Untuk pengantin wanita, memilih menggunakan aksesoris tambahan dapat membantu mendapatkan kesan vintage.  Seperti halnya menggunakan hiasan rambut yang sederhana namun unik agar tidak menghilangkan kesan vintage. Salah satu aksesoris pada rambut yang dapat dicoba adalah cadar dengan bentuk menyerupai sangkar atau yang biasa disebut dengan birdcage veil. Cadar atau penutup kepala dengan tipe tersebut dapat membantu kesan klasik. Selain itu hiasan bulu juga dapat membantu menonjolkan kesan vintage. Sementara  bagi pengantin laki-laki menggunakan rompi dapat menggantikan jas. Rompi yang diselipkan bunga mawar pada bagian kantong dadanya dapat memberikan kesan vintage yang dapat mendukung pesta pernikahan bertema vintage ini. Pastikan anda dan pasangan memilih baju pengantin dengan warna senada yang sesuai dengan tema besar dalam dekorasi anda.

 


Itulah salah satu tema pernikahan yang dapat digunakan untuk pesta pernikahan yang ingin dibuat. Selain dapat menghemat biaya pernikahan, tema vintage juga akan menciptakan kesan unik yang tidak terlupakan untuk sebuah pesta yang hanya terjadi sekali seumur hidup ini.

Rabu, 04 Juni 2014

Tajen


It has long been a tradition tajen or cockfighting has grown and developed in Bali , originally evolved from a series of ceremonies god yadnya called Rah Tabuh ceremony , which requires the existence of the red drum dripping blood as a symbol / requirements cleanse mankind of covetousness or greed to materialistic values ​​and worldly . Red drum is also significant as yadnya blind ritual in which blood is dripped into the earth symbolizes humanity request to Sang Hyang Wasa Widhi to avoid distress , then a shift in the meaning of the ritual and percussion or tajen This then leads to gambling . Indeed Tajen or cockfighting event in Bali is quite well known and popular among the people of Bali , especially by the men , although it is clearly gambling was illegal , but in some places cockfighting is still ongoing although clandestinely to avoid the authorities . Red drum is a sprinkling of animal blood sacrifice be in conjunction with Hindu religious ceremony in Bali ( yadnya ) . Sowing blood of the sacrificial animal by cutting the animal's throat or stab him with a dagger . In Majapahit era termed a " hack gulu is called penyambleh chicken , whereas chicken fight wars Satha is held in a series of religious ceremonies ( yadnya ) . Use in this case is a gamecock , conducted three rounds . ( Telung perahatan ) that contains the meaning of meaning the magical number three as a symbol of the beginning middle and end . Essentially war is a symbol of the struggle ( Galungan ) between dharma with adharma . Tajen as a cultural phenomenon in the past primarily geared to meet yadnya functions , such as red drum , among others tajen nyuh and tajen taluh . Tajen this kind carried out after kincang - kincung dance , a dance by means of spears and keris ( kadutan ) on the eve of the ceremony piodalan completed . dance and tajen this kind of violence is an expression in the form of a win - lose battle to defeat ( death ) in one party gives significant victory ( life ) on the other side . War and death are spiritual needs , religious needs . Religion is always associated with metakosmos and presenting the " out there " in the world of the human , more transcendent blessing that turn human . Basically they did not like death and war . But life has to be done that way because that's just the way life is possible . Thus life can return to normal without any pressure , both physically and psychologically . It presupposes that everyone including the Balinese in him has contained elements of violence , even the tensions that normally should receive discharge channel . Through a religious ceremony that is linked to the arts and other traditions apparently , the Balinese obtain hardness distribution and release of tension experienced life everyday . That's why the first cockfight always held in the temple area . If deemed necessary to continue then it is held in the temple jabaan remain bound by the etiquette that should apply in the temple area .

Taman Budaya



Taman Budaya terletak di pusat kota yaitu tepatnya di abiankapas. Lokasi sangat strategis hanya 10 menit dari arah Sanur, 25 menit dari arah Kuta, 45 menit dari arah Ubud dan 40 menit dari arah Nusa Dua Bali. Taman budaya merupakan tempat pengembangan kebudayaan dengan fasilitas bangunana penunjang antara lain : Ksirarnawa yang bisa menampung penonton saat pementasan budaya lebih dari 1500 orang, Ardha Chandara merupakan panggung terbuka yang mampu menampung penonton sampai 7000 orang, wantilan yang mampu menampung sekitar 500 mengunjung, dan beberapa panggung kecil untuk pementasan kesenian dan juga berfungsi untuk ruang pameran. Taman budaya Bali atau lebih di kenal dengan Art centre adalah kompleks bangunan yang luas dengan gaya terbaik dari arsitektur tradisional Bali. Lay out bangunan bangunan, bail amphiteater dan tempat/ruangan pertunjukan maupun bangunan tambahan melambangkan cerita pemutaran Gunung Mandara Giri di lautan susu di mana memercik ” amerta ” air suci untuk kehidupan abadi sesuai dengan sifat budaya yang dinamis dan terus hidup sepanjang masa semasih manusia menghuni planet bumi ini. Di amphitheater bisa menampung 6.000 penonton untuk pertunjukan kolosal baik yang tradisional maupun modern. Kompleks taman budaya ini dibuka pada tahun 1973 dan mentradisikan pesta seni ( bali Art Festival ) yang diselenggarakan sebulan penuh setiap tahun diwarnai hiburan tari-tarian tradisional,pameran kerajinan dan aktivitas budaya lainnya. Dalam event ini juga ada kegiatan-kegiatan komersial. Pada acara pembukaan diramaikan oleh  parade seni dimulai dari lapangan puputan berkahir di Taman Budaya. Jaraknya lebih kurang sekitar dua kilometer. Parade ini diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di bali dengan mengirimkan misi kesenian mereka. Tujuan pembangunan taman budaya adalah untuk membina, pengembangan serta pelestarian nilai nilai budaya Bali pada khususnya karena Bali merupakan tujuan utama pariwisata international. Taman Budaya juga memiliki aneka maca koleksi buku buku sastra, kesenian, kebudayaan khususnya di perpustakaan Widya Kusuma. Pementasan seni berlangsung 1 bulan setiap tahun musim liburan sekolah mulai dari pertengahan Juni sampai dengan pertengahan Juli setiap tahunnya.

Pura Taman Ayun

    


    Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung, Bali, dibangun pada tahun 1634 M oleh raja pertama Kerajaan Mengwi, I Gusti Agung Ngurah Made Agung yang bergelar Ida Cokorda Sakti Belambangan. Kerajaan Mengwi merupakan salah satu kerajaan kuat di Bali yang bertahan hingga tahun 1891. Pura ini dibangun sebagai tempat beribadah keluarga raja dan para pengikutnya. Berbeda dengan pura-pura lainnya di Bali yang ‘berkiblat‘ pada Gunung Agung, Pura Taman Ayun ‘berkiblat‘ ke Gunung Batukau. Taman Ayun dalam bahasa Bali, bermakna taman yang cantik. Pura Taman Ayun ini memiliki pemandangan yang indah. Pesonanya berasal dari kolam yang mengelilingi kompleks bangunan pura yang berada di atas lahan seluas 4 hektare. Dari kejauhan kolam tersebut terlihat seperti gelang air, sehingga seolah-olah bangunan pura berada di atas permukaan air. Pemandangan yang indah tersebut semakin lengkap dengan tumbuhnya rerimbunan pohon pohon dan bunga-bunga di sekitar bangunan pura. Pura Taman Ayun terletak di desa Mengwi kecamatan Mengwi kabupaten Badung. Lokasi Pura Taman Ayun sekitar 25 menit dari kota Denpasar, 30 menit dari arah Sanur, 40 menit dari arah Kuta, 60 menit dari arah Nusa Dua dan 35 menit dari arah Ubud Bali. Pura Taman Ayun didirikan di sebuah dataran yang luas agak tinggi dikelilingi oleh kolam yang luas. Pura Taman Ayun sangat menarik kerena konstruksi bangunannya bergaya arsitek Bali dengan kolam yang indah, sehingga pura telihat terapung jika dilihat dari arah barat dengan suasana amat tenang penuh dengan bunga warna warni sekitar komplek pura dan disebelah barat kolam ada bangunan mandala wisata untuk kepentingan kepariwisataan. Taman Ayun artinya taman yang ayu, indah dan menyenangkan. Sejarang berdirinya Pura Taman Ayun disebutkan dalam babad Mengwi dalam bentuk Candrasangkala berbunyi sad bhuta yaksa dewa yang bertahun 1556 Caka (1634 Masehi) yang didirikan oleh I Gusti Agung Putu leluhur raja raja Mengwi. Di Pura Taman Ayun didirikan tempat pemujaan untuk menghormati para leluhur raja Mengwi disamping sejumlah bangunan suci penyawangan Sad Kahyangan. Pura Taman Ayun dibangun besar besaran jaman kejayaan kerajaan Mengwi sehingga menjadi monumen kerajaan Mengwi masa lampau. Meskipun merupakan bagian dari warisan budaya, akan tetapi Pura Taman Ayun masih digunakan sebagai tempat ibadah hingga kini. Mengunjungi pura ini, wisatawan dapat menikmati indahnya bangunan pura yang telah berusia hampir 400 tahun. Selain itu, panorama alam di sekitar pura, seperti pepohonan, bunga, dan rerumputan terpelihara dengan baik, sehingga menambah kesan sejuk lingkungan pura. Pengunjung juga dapat melihat-lihat peninggalan Kerajaan Mengwi yang berada sekitar 300 meter dari pura ini. Di seberang pura juga terdapat Museum Manusa Yadnya, yaitu museum yang memamerkan upacara-upacara yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia mulai dari ketika berada di dalam kandungan sampai meninggal.

Objects Sangeh


Objects Sangeh Blahkiuh village located in Badung regency Abiansemal districts . Sangeh can be taken approximately 30 minutes from the city of Denpasar , 45 minutes from Kuta area , 90 minutes from the direction of Nusa Dua and 25 minutes from Ubud area of Bali . Tourist attraction here is the nutmeg forest hundreds of years old as well as a collection of tame monkeys that inhabit these forests . Sangeh also a protected forest area which covers an area of ​​approximately 14 hectares and mostly overgrown with trees nutmeg ( dipterrocarpustrinervis ) approximately 50 meters tall and is inhabited by about 700 animals gray macaque ( Macaca faciculais ) . To visit this area will be charged an entrance fee of Rp . 5.000 , - , and there are some officers that site managers or guides dressed in traditional Balinese are ready to help every visitor . Some instructions for entering these areas include dress decently and orderly , carefully carrying luggage , and forbidden to interfere with apes . Before entering Sangeh area , it is recommended to buy a packet of food for monkeys beans or corn are sold at kiosks around the parking lot . That makes Sangeh famous is because around this village monkeys ( monkeys ) in a forest roam freely and be sacred animals according to local belief . In the middle of the forest there is also a temple called Pura Bukit Sari . This temple was founded by the Kingdom of Mengwi is now handed over to the locals. Monkeys here has a story according to the king and said to have the three regions of the kingdom. According to a local legend , the existence of Pura Bukit Sari is set in the middle of the woods is told is mythological in Papyrus Babad Mengwi . Told daughter Ida Batara Gunung Agung in the desire to disungsung in the Kingdom of Mengwi . He wills the nutmeg forest that is in place Mount Agung Mount Agung daughter Ida Batara settled then moved mysteriously at night time . When the trip just got Sangeh , then there are people who see the mysterious journey . This is what is said to be the cause of the nutmeg forest can not walk back to get and keep a stop at Mengwi Village Sangeh until now . It is said that the adoptive son of the first king of Mengwi , I Gusti Agung Putu who holds Cokorda Way Blambangan found traces of building shrines . Adoptive son of the King of Mengwi named Anak Agung Ketut Karangasem . The above discovery Cokorda Way Blambangan ordered to rebuild the temple and was named Pura Bukit Sari . Worshiped in the temple is the Ida Batara Batara Gunung Agung and toss . Besakih Temple on the slopes of Mount Agung temple was classified as Purusa or the soul of the island of Bali .

Uluwatu Temple

Uniqueness of Uluwatu Temple is an ancient form of arch-shaped building that is winged . From the style and pattern of decorative archway has similarities with Sakenan palace gate in the temple with a beautiful relief carving birds . Gate on the inside of the temple of Uluwatu Temple shaped brackets without leaf door with an ornament of time with various heads . Above the head of a great time near the peak of the second gate there is a decoration resembling Amertha place , in front of the left and right there is a statue of the elephant-headed . Pengempon Puri Uluwatu Temple is Jero Kuta Badung and castle Celagi Hold the ceremony and assisted by community Pecatu . Pura Luhur Uluwatu is located in the village of Pecatu Kecamatan Kuta Badung regency . Pura Luhur Uluwatu in Bali pengider - ider are in a southwest direction as the temple to worship God as Batara Rudra . The position of the Pura Luhur Uluwatu Temple face to face with Andakasa , Pura Batur and Besakih . Because it's generally a lot of Hindus are very confident in Uluwatu pleads that as a medium for arranging the gift of life on this earth . In Papyrus Padma Bhuwana also mentioned about the establishment of Pura Uluwatu as Padma Bhuwana by MPU Kuturan the 11th century . Temple winged as in Uluwatu are also in Lamongan , East Java . Uluwatu serves as a place of worship of Lord Shiva and Rudra is located in the southwest of the island of Bali . Pura Luhur Uluwatu is established based on the conception and Padma Bhuwana Winayaka Sad . As the temple was established with the conception Sad Winayaka , Pura Luhur Uluwatu Temple as one of heaven to preserve Sad Sad Kertih ( Atma Kerti , Ocean Kerti , Danu Kerti , Wana Kerti , Jagat Kerti and Jana Kerti ) . While the temple was founded by Padma Bhuwana Conception , Uluwatu was established as an aspect of Lord of the southwest. Worship of Lord Shiva Rudra is worship of God in giving energy to his creation . Pura Luhur Uluwatu is located on the bridge high rock that juts into the Indian Ocean . In contrast to the views of Tanah Lot temple built on a coral island in the middle of the ocean , in this place, tourists can witness the breadth of the Indian Ocean with the waves that hit the foot of the cliffs of Uluwatu . If you are interested in an excursion to the temple , you should come in the late afternoon before sunset . Therefore , the charm of the sunset ( sunset ) with a background silhouette of Pura Luhur Uluwatu credible second to none on the island of Bali . When down a path that is long enough to Uluwatu , with concrete fence on the side of a cliff , tourists can circulate sight to see the rocky hills and the expanse of the crystal clear sea . However , tourists should be careful on the mischievous monkeys that roam the roads leading to the temple . These monkeys supposedly believed as the sanctity of the temple guard . However , they often also take the belongings of visitors , such as sunglasses , hats , earrings , hair tie , and other items . If not cheated , you can exchange the item by providing snacks at the monkeys .